Menikah Adalah Salah Satu Cara Membuka Pintu Rezeki

Menikah adalah salah satu cara membuka pintu rezeki-buku nikah
Menikah adalah salah satu cara membuka pintu rezeki



Setelah berakhirnya bulan suci Ramadhan ada bulan Syawal, di mana kita sudah mengetahui tentang sunnah puasa 6 hari di bulan Syawal. Ada sunnah lainnya di bulan Syawal yaitu anjuran menikah. Bagi yang sudah dimudahkan oleh Allah bisa melaksanakan sunnah ini.

Dalil sunnah menikah di bulan Syawwal

‘Aisyah radiallahu ‘anha istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menceritakan,
تَزَوَّجَنِي رَسُولُ اللهِ فِي شَوَّالٍ، وَبَنَى بِي فِي شَوَّالٍ، فَأَيُّ نِسَاءِ رَسُولِ اللهِ كَانَ أَحْظَى عِنْدَهُ مِنِّي؟، قَالَ: ((وَكَانَتْ عَائِشَةُ تَسْتَحِبُّ أَنْ تُدْخِلَ نِسَاءَهَا فِي شَوَّالٍ)) 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menikahiku di bulan Syawal, dan membangun rumah tangga denganku pada bulan syawal pula. Maka isteri-isteri Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam yang manakah yang lebih beruntung di sisinya dariku?” (Perawi) berkata, “Aisyah Radiyallahu ‘anhaa dahulu suka menikahkan para wanita di bulan Syawal” (HR. Muslim).

Sebab Nabi Shalallahu ‘alaihi Wassalam menikahi ‘Aisyah di bulan Syawwal adalah untuk menepis anggapan bahwa menikah di bulan Syawwal adalah kesialan dan tidak membawa berkah. Ini adalah keyakinan dan aqidah Arab Jahiliyah. Ini tidak benar, karena yang menentukan beruntung atau rugi hanya Allah Ta’ala.

Maka dari itu di bulan Syawwal ini, kita akan melihat banyak janur yang menandakan sedang ada acara pernikahan terpasang di mulut-mulut gang dan di gedung-gedung. Mereka yang menikah ingin mengakhiri masa lajangnya, mengikuti sunnah Rosulnya dan menggenapkan separo Dien-nya, Menikah.

Teringat saat saya hendak menikah beberapa tahun yang lalu, saat itu kami menentukan hari pernikahan bertepatan dengan liburan sekolah karena saya menikah di kota kelahiran istri di Jember. Saya berharap semua keluarga besar saya bisa hadir karena beberapa keponakan yang sudah sekolah. Kebahagiaan saya yang lain selain ingin menikah adalah bisa membawa keluarga besar sekaligus berwisata. 

Dari beberapa buku yang pernah saya baca dan ceramah yang pernah saya dengar  ada kalimat “Menikah adalah salah satu cara membuka pintu rezeki”. Mungkin karena begitu banyaknya pintu rizki dan ternyata menikah adalah salah satu dari pintu-pintu itu.

Mungkin tidak ada bukti ilmial yang bisa dipertanggung jawabkan untuk membuktikan kalimat tersebut, karena keyakinan akan hal ini akan didapat hanya dengan paradigm Iman, Keyakinan yang utuh dan tudak ragu sedikitpun atas janji Allah sebagai Tuhan pemberi rizki pada semua makhluk-Nya.

Banyak orang akan berpikir masalah kemampuan ekonomi jika ditanya tentang kapan menikah, mereka akan mempersiapkan dahulu uang baik untuk persiapan menikah maupun pasca menikah seperti tempat tinggal, peralatan rumah tangga dll. Tetapi pernikahan tidak bisa dihitung secara matematis, karena adanya campur tangan Allah yang sangat dominan. 

Lalu apa sebenarnya janji Allah untuk orang-orang yang akan melangsungkan pernikahan? Sepanjang yang saya pahami inilah kira-kira janji Allah yag harus kita jemput.

“Dan nikah­kanlah orang–orang yang sen­dirian di an­tara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba–ham­ba sahayamu lelaki dan hamba-hamba sahaya yang per­em­puan, Jika mereka mis­kin Allah akan meng­ayakan mereka dengan karuniaNya. Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nur [24] : 32)

Dari ayat ini dengan sangat jelas Allah Subhanahu wa ta’aala ber­janji akan meng­ayakan orang yang mis­kin jika mereka menikah karena meng­harapkan ridhoNya. Dimana janji Allah merupakan sesuatu yang pasti dan tidak per­nah Ia ing­kari.

Oleh karena itu tidak ada lagi yang mem­buat kita ragu untuk menikah. Melang­kah­lah dengan pasti menuju keridhoan Allah Azza wa Jalla dengan men­jalankan salah satu syari’at-Nya yaitu menikah.

Ada pula sabda Rasulullah, “Menikahlah maka kau akan menjadi kaya”. Mungkin secara logika akan sangat sulit dibuktikan statemen-statemen tersebut. Sebuah keniscayaan, akan banyak pertanyaan paling rewel dari makhluk bernama manusia, “Bagaimana mungkin saya akan menjadi kaya sedangkan saya harus menanggung biaya hidup istri dan anak?”

Sunatullah berbanding lurus dengan keyakinan manusia, dengan sepenuh keyakinan hati dan iman, mari kita jemput janji Allah di telaga kenikmatan bernama MENIKAH.

Kenapa telaga kenikmatan? Menikahlah segera, niscaya anda akan tahu jawabnya. Wallahu’alam.